Powered By Blogger

Rabu, 21 Maret 2012

titrasi asam basa

LAPORAN PENDAHULUAN
PRAKTIKUM KIMIA DASAR II

I.    NOMOR PERCOBAAN : I
II.   NAMA PERCOBAAN    : Titrasi Asam Basa:Volumetri
III. TUJUAN PERCOBAAN :
1.      Mempelajari dan menerapkan teknik titrasi untuk menganalisa contoh yang mengandung asam.
2.      Menstandarisasi larutan penetrasi.

IV.  DASAR TEORI
Titrasi merupakan suatu metode untuk menentukan kadar suatu zat dengan menggunakan zat lain yang sudah diketahui konsentrasinya.Titrasi dibedakan berdasarkan jenis reaksi yang terlibat didalam proses titrasi,sebagai contoh bila melibatkan reaksi asam dan basa dan disebut sebagai asam titrasi redoks untuk titrasi yang melibatkan reaksi redoks,reaksi kompleks simetris untuk titrasi yang melibatkan pembentukan reaksi kompleks dan lain sebagainya.
Zat yang akan ditentukan kadarnya sendiri disebut dengan titrasi (titran) dan biasanyadiletakan di dalam tabung elenmeyer seangkan zat yang telah diketahui senidri konsentrasinya disebut sebagai (titer) dan biasanya diletakkan didalam buret baik titer ataupun titran biasanya didalam bentuk larutan.Suatu penerapan stoikiometri dilaboratorium adalah analisa untuk unsur-unsur guna menentukan komposisinya penguraian yang dilakukan atau yang digunakan berdasarkan volumetrinya dan pengukuran yang dilakukan dinamakan volumetri atau titrasi.Dalam percobaan ini teknik analitis volumetri ditetapkan pada analisis contoh yang mengandung asam.Titrasi asam basa melibatkan asam dan basa sebagai  titer ataupun titran.Titrasi asam basa berdasarkan reaksi penetralan kadar larutan asam ditentukan dengan menggunkan kelarutan bebas sebagian,begitu juga sebaliknya.
(Keenam.Kimia Universitas.1982 : 162).
            Dalam percobaan ini sumber ion H- adalah Larutan NaOH encer dan ion H+ adalah larutan asam,mula-mula disiapkan NaOH 0,1 M kemudian distandarisasikan dengan larutan asam yang lain yang telah diketahui konsentrasinya,Larutan NaOH tidak tersedia dalam keadaan murni dan larutannya dapat berubah konsentrasinya.NaOH Haruslah distandarisasikan sebelum digunakan untuk mentitrasi sampel.Pada sumber ion H adalah larutan NaOH kebanyakan pada titrasi asam basa.Perubahan larutan pada titik equivalen tidak jelas.Oelh karena itu untuk menentukan titik akhir titrasi digunakan indikator karena zat ini memperlihatkan perubahan warna pada pH tertentu secara ideal.titik titrasi seharusnya seharusnya sama dengan titik titrasi seharusnya sama dengan titik akhir titrasi (titik equivalen).
            Dalam prakteknya selalu terjadi sedikit perubahan,perbedaan yang disebut kesalahan titrasi,analitis volumetri dapat dibagi sebagai berikut:
1.      Adisi dan alkalimetris.
2.      Oadidimetris.
3.      Jodometris dan jodimetris
4.      Argentrometri.
      Asam dan basa terurai sempurna dalam larutan berat oleh karena itu,pH pada sebagian titik selama titrasi air dapat dihitung langsung dari jumlah stoikiometri asam dan basa yang dibiarkan bereaksi.Pada titik equivalen pH ditentukan oelh tingkat terurainya air pada suhu 25oc pH air murni adalah 7,00.
     Dalam titrasi asam dan basa akan terjadi kesetimbangan asam dan basa.Oleh karena itu perlu dibahas mengenai teori menurut beberapa penemu diantaranya menurut brounsted lowry. Pada tahun 1923 brounsted lowry mempresentasikan suatu pandangan baru tentang asam dan basa yang mempertahankan kebenaran keberlakuan kesetimbangan arhenius yang jauh lebih banyak.Dalam pengertian brounsted lowry asam adalah segala zat yang dapat memberikan proton dan basa adalah yang dapat menerima electron.Ion hidroksida pastinya adalah suatu aspektor proton dank arena ini merupakan basa brounsted tetapi ion itu tidak unik.Ion tersebut adalah salah satu dari banyak spesies yang dapat mempertunjukkan perilaku dasar.Ketika suatu asam menghasilkan proton spesies yang kekurangan harus mempunyai sedikit afinitas proton sehingga merupakan suatu basa jadi dalam perlakuan brounsted kita menemukan peranan asam basa konjugasi.
                       H+ B                H+ + B‾
                      Asam                  basa 
Asam HB secara listrik bias bersifat netral,anion atau kation (misalkan HCl,H2SO4,N ),sehingga kita tidak bisa menyebutkan muatan HB ataupun B. Sebagai unit unsur bermuatan positif  keadaanya yang proton memiliki suatu kerapatan muatan yang membuat keberadaannya yang basa dalam larutan sangat tidak mungkin (basa lainnya) harus ada, seringkali seperti dalam penguraian asam asetat dalam air basa ini bias jadi adalah pelarut itu sendiri:
HOAc                               H+  + OAc
H2O + H+                          H2O
HOAc + H2O                    H3O + OAc
            Reaksi yang dapat dihitung dalam metode volumetri adalah reaksi-reaksi kimia yang sesuai dengan persyaratan sebagai berikut,reaksi harus berlangsung cepat tidak dapat reaksi samping,reaksi harus stoikiometri yaitu diketahui secara pasti reaktan dan produk serta perbandingan mol/koefisien reaksinya, terdapat zat yang dapat digunakan untuk mengetahui saat reaksi titrasi harus dihentikan (titik akhir titrasi) yang disebut zat indicator.
            Volumetri atau titremetri merupakan suatu metode analitis kuantitatif didasarkan pada pengukuran disicaru ini menguntungkan karena pelaksanaanya disebabkan oleh beberapa cepat dan mudah ketelitian dan kecepatannya tinggi tetapi pada sisi lain dapat juga merugikan. Pada analisa reaksi yang terdapat untuk menganalisis volumetri harus mempunyai sifat-sifat tersebut,Titrasi masih dapat dilakukan dengan tepat dan hati-hati.Syarat-syarat titrasi dapat dilihat dari beberapa syarat sebagai berikut:
1.      Konsentrasi titran harus diketahui.
2.      Larutan standar dapat disebut standarisasi.
3.      Reaksi yang tepat antara titran dan senyawa yang dianalisis harus diketahui.
4.      Titik equivalen harus diketahui.
5.      Volume titran dibutuhkan untuk mencapai titik akhir.
Sifat sifat penting volumetri yang baik antara lain sebagai berikut:
1.      Stoikiometri yang baik
2.      Tidak member reaksi samping.
3.      Laju reaksi tinggi.
4.      Tidak ada gangguan yang berarti.
Beberapa jenis reaksi dapat digunakan untuk titrasi yang semua berlangsung dengan sempurna. Pada percobaan ini yang digunakan adalah reaksi asam basa untuk menstandarisasi larutan basa dan selanjutnya digunakan untuk menganalisa contoh yang mengandung asam. Reaksi asam basa atau netralisasi disebabkan oleh berpindahnya proton (H) dari asam kebasa.Contoh klasik dari tipe ini adalah reaksi ion Hidrogen,ion hidroksi:             
H + OH                  H2O
Pada percobaan ini dipelajari penentuan asam asetilasisalisilat dengan NaOH yang menghasilkan natrium asetilasi dengan air.
(unggul sudarto.2008.Analisis Kimia dasar : 101)
            Pada Analisa Volumetri contoh yang akan di analisis ditempatkan pada elenmeyer. Contoh sebuah larutan padat terlebih dahulu dilarutkan,sejumlah larutan direaksikan dengan larutan penetrasi  yang telah diketahui secara tepat dinamakan larutan  standar dan proses pengukuran konsentrasi larutan ini dinamakan standarisasi.
(Ralph H,Petrucci.Kimia Dasar Jilid II.2008 : 150-151)

             


V.   ALAT DAN BAHAN
-Alat:
1.       Buret 50 ml.
2.       Tabung Erlenmeyer
3.      Pipet tetes
4.      Gelas ukur
5.      Gelas beker
-Bahan:
1.      Air suling.
2.      Larutan NaOH.
3.      Larutan HCl.
4.      Indikator Penolptalin.
5.      KH-pthalat 0,35 g.
6.      Asam asetil salisilat (aspirin).
7.      Asam sulfat pekat.
8.      FeCl 0,1 M 2 ml.
9.      Etanol 95%.
10.  Indikator fenol merah.











VI.  PROSEDUR PERCOBAAN
A. Standarisasi larutan NaOH 0,5 M.

Cuci dengan buret 50 ml,selanjutnya bilas dengan air suling.
         

Tutup ceretnya dan masukkan kira-kira 5ml larutan NaOH yang akan di standarisasikan.
Miringkan dan putar buret untuk membasahi atau membilas permukaan dalam buret.
Keluarkan larutan dari buret dan ulangi proses pembilasan sekali atau kali NaOH.
Isi buret dengan larutan NaOH sampai mencapai angka nol alirkan larutan untuk mengeluarkan gelombangkan udara pada ujung buret dan isi kembali.
 

 

 

 

 

 

 

 


Cuci Elenmeyer dan bilas dengan air suling
B. Standarisasi Dengan HCl.

 


Masukkan larutan HCl 0,5 M 25 ml kesetiap elenmeyer.
Hitung molaritas Larutan NaOH, Rata-rata dari tiga hasil jika lebih dari 0,002 M lakukan standarisasi lagi.
                                                                                                                                             

Tambahkan 3 tetes indicator penolptalin dan 25 ml air.
Catat kedudukan Asal NaOH
 

 

 

 


VII.  PERTANYAAN PRAPRAKTEK

 

1.      Apa yang dimaksud dengan asam, basa, titik ekuivalen, dan titik indicator ?

2.      Jelaskan perbedaan titik akhir reaksi dengan titik ekuivalen ?

3.      Sebanyak 0,7742 g Kalium Hidrogen Sitrat dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan dilarutkan dengan air suling, kemudian ditetrasi dengan larutan NaOH. Bila terpakai 33,6 mL larutan NaOH, berapa molaritas larutan NaOH tersebut.

4.      Buatlah rekasi antara asam Asetil Salisilat dangan NaOH ?

Jawabannya :

1.      Asam , basa, titik ekuivalen, dan indikatot adalah sebagai berikut :

-          Asam adlah suatu senyawa yang apabila dilarutkan didalam air akan    meningkatkan konsentrasi ion hydrogen  diatas nilainya dalam air murni.

-          Basa adalah suatu senyawa yang apabila dilarutkan didalam air akan         meningkatkan konsentrasi ion hidrogsida , di atas nilainya dalam air murni.

-          Titik ekuivalen adalah titik pada proses titrasi ketika asam dan basa tepat habis bereaksi.

-          Indicator adalah larutan senyawa organic yang bersifat asam atau basa, dan mempunyai warna pada larutan yang mengandung konsentrasi hydrogen yang lebih tinggi dari suatu harga tertentu dan memberikan warna lain untuk konsentrasi hydrogen yang lebih rendah.

2.      Titik akhir titrasi/titik akhir reaksi adalah titik ketika zat yang dititrasi mengalami perubahan warna indicator setelah penambahan zat penitrasi.

Sedangkan titik ekuivalen adalah titik ketika jumlah basa yang ditambahkan sama dengan jumlah asam yang ada.

3.      Diketahui :

                    V = NaOH            = 33,60 mL

Ditanya : M NaOH ………?

Penyelesaian :

   = 0,003 mol

m NaOH =

           =

               = 0,003 x 29,78

               = 0,089 m NaOH

4.      Reaksi antara Asam Asetil Salisilat dengan NaOH ?

 


















VIII. DATA HASIL PENGAMATAN

Srandarisasi dengan HCl

No
Volume NaOH ( ml )
V rata – rata NaOH
1
8.5
8.3
2
8.3
8.3
3
8.2
8.3

Standarisasi dengan KH – Pthalat

no
W KH - Phalat
V NaOH
M rata - rata
V rata - rata
1
0.35
4.5
0,35
4,26
2
0.35
5
0,35
4,26
3
0.35
3.3
0,35
4,26



IX. REAKSI DAN PERHITUNGAN
-Reaksi
Standarisasi dengan HCl
                     NaOH                Na+ + OH
                      HCl                   H+  + Cl-
                      NaOH + HCl                NaCl + H2O
Standarisasi dengan KH – Pthalat
                                            COOK                                                       COOK
                                                       + NaOH                                                           +H2O
                                            COOH                                                                    COOH
-Perhitungan
Standarisasi NaOH dengan HCl 0,5 M
   
m NaOH  x V NaOH  = m HCl  x V HCl
Standarisasi NaOH 0,5 M dengan KH - Pthalat
M NaOH  x V NaOH  = M KH - Pthalat  x V KH - Pthalat








X. PEMBAHASAN

            Pada percobaan ini akan membahas tentang titrasi asam basa atau volumetri. Indikator merupakan suatu zat penunjuk yang dapat membedakan larutan, asam atau basa, atau netral. Pada percobaan ini indikator yang digunakan penolpthalat yang mempunyai trayek pH dari 8,3 sampai 10,0 dan perubahan warnanya dari tak berwarna sampai warnanya merah muda.
            Saat perubahan warna indikator tepat terjadi disebut titik akhir titrasi. Ketika menyelesaikan sebuah titrasi asam-basa yang sederhana, yang menggunakan suatu indikator dan untuk perbandingan yang tepat dari asam dan basa yang dicampurkan untuk saling "menetralkan" satu sama lain. Ketika terjadi perubahan warna indikator, keadaan ini sering digambarkan sebagai titik akhir titrasi. Perubahan warna terjadi ketika mencampurkan dua larutan secara bersamaan pada perbandingan persamaan yang tepat. Pencampuran tersebut dikenal dengan titik ekivalen. Dan dapat dikatakan titik ekivalen merupakan keadaan dimana asam dan basa tepat habis bereaksi.
            Salah satu definisi asam merupakan suatu zat yang jika dilarutkan di dalam air akan menghasilkan ion hidrogen (H+). Secara umum asam memiliki ciri-ciri rasa masam jika dicicipi (jangan menguji asam kuat dengan mencicipinya), derajat keasaman lebih kecil dari 7 (pH < 7), terasa menyengat jika disentuh  terutama asam kuat , reaksi dengan logam bersifat korosif (menyebabkan karat, dapat pula merusak jaringan kulit/iritasi dan melubangi benda yang terbuat dari kayu atau kertas jika konsentrasinya tinggi), merupakan larutan elektrolit sehingga dapat menghantarkan arus listrik.
            Salah satu definisi basa merupakan suatu zat yang jika dilarutkan di dalam air akan menghasilkan ion hidroksida (OH-). Secara umum basa memiliki ciri-ciri rasa pahit jika dicicipi, dalam keadaan murni umumnya berupa kristal padat,tingkat keasaman lebih besar dari 7 (pH > 7), terasa licin di kulit (jangan menguji basa kuat dengan menyentuhnya), memiliki sifat kaustik yaitu merusak kulit jika kadar basanya tinggi, dapat mengemulsi minyak, merupakan elektrolit, larutannya dapat menghantarkan arus listrik.
            Zat penitrasi (titran) yang merupakan larutan baku dimasukkan ke dalam buret yang telah ditera. Yang menjadi titrannya NaOH. Zat yang dititrasi (titrat) ditempatkan pada wadah (erlenmeyer).Ditempatkan tepat dibawah buret berisi titran. Yang menjadi titernya campuran. Fungsi bahan yang digunakan NaOH sebagai bahan dasar, HCl sebagai sampel, penolpthalin sebagai indikator. Analisa yang dipakaipun analisa kualitatif dan kuantitatif yang telah diketahui di pengolahan data dan perhitungan. Ada beberapa pendapat tentang asam dan basa. Menurut Gilbert N. Lewis asam Lewis merupakan aseptor pasangan elektron bebas. Dan basa Lewis merupakan donor pasangan elektron bebas, spesies berupa molekul atau ion yang memiliki tendensi untuk mendonorkan pasangan elektron bebasnya maka digolongkan dalam basa Lewis.
            Menurut Arrhenius, Asam merupakan suatu spesies yang akan meningkatkan konsentrasi ion H+ di dalam air dan basa merupakan suatu spesies yang akan meningkatkan konsentrasi ion OH- di dalam air. Dan menurut Bronsted lowry, Asam merupakan donor proton dan sebaliknya basa disebut sebagai aseptor proton. Kemudian teori ini lebih dikenal sebagai teori asam basa Bronsted-Lowry sebagai penghargaan bagi mereka berdua. Konsep asam basa Bronsted-Lowry tidak menentang konsep asam-basa Arrhenius akan tetapi bisa dikatakan sebagai perluasan dari konsep tersebut.




XI.   KESIMPULAN

1.      Titrasi merupakan suatu metode untuk mencari suatu konsentrasi yang belum diketahui pada larutan.
2.      Titik ekivalen merupakan keadaan dimana asam dan basa tepat bereaksi.
3.      Untuk mendapatkan titik ekivalen sangat sulit, dari 3 kali percobaan hanya 1 yang berhasil menentukan titik ekivalennya.
4.      Zat penetrasi yaitu titran, zat yang dititrasi yaitu titrat atau titer.
5.      Titik akhir yaitu titik dimana terjadi perubahan warna pada titrasi sehingga titrasi harus dihentikan.












DAFTAR PUSTAKA

Keenan.1982.Kimia Untuk Universitas.Jakarta:Erlangga
Ralph H,Petrucci.2008.Kimia Dasar II.Jakarta:Erlangga.
Sudarto,Unggul.2008.Analisis Kimia Dasar.Yogyakarta:UNY.
Tim Kimia Dasar.2011.Penuntun Praktikum Kimia Dasar II.Inderalaya:
         Universitas Sriwijaya.













LAMPIRAN
                            
               Tiang penyangga buret           Buret                     Erlemeyer

   
                  Pipet tetes

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar